Cepat Pegal Akibat Salah Duduk dan Injak Pedal
Dunia fashion mengikuti tren kebutuhan berkendara juga. Karena keluhan perempuan yang sering mengenakan sepatu hak tinggi (high heel) misalnya, ada perusahaan sepatu di Inggris yang mendesain alas kaki kaum hawa agar lebih nyaman digunakan saat nyetir. Cukup tekan tombolnya, sepatu multifungsi tersebut kontan berubah sehingga hak tingginya hilang dan membuat kaki penggunanya tidak tersangkut-sangkut lagi saat menekan pedal gas maupun pedal rem.
Di luar masalah bentuk sepatu, banyak juga pengendara (baik laki-laki maupun perempuan) yang berpikir lebih praktis lagi: mereka selalu mencopot alas kaki tiap kali nyetir. Alasannya sederhana, adanya pemisah antara telapak kaki dan pedal agak mempengaruhi kontrol mereka terhadap posisi dan kedalaman injakan ke pedal. Kalaupun menggunakan alas kaki, mereka lebih memilih sendal, bukan sepatu yang memaksa kaki menjadi tertutup. Itu sebabnya, mereka selalu menyertakan sendal di mobil mereka.
Menggunakan alas kaki atau tidak, sebetulnya masalah masing-masing pribadi. Yang justru perlu mendapat perhatian lebih serius adalah posisi kaki di pedal. Jika sering merasa cepat pegal, bukan tak mungkin penyebabnya adalah kesalahan posisi kaki. Sangat baik bila Anda menerapkan tiga poin berikut:
1. Duduk dan tempatkanlah kaki di pedal dengan sudut lekukan lutut sekitar 110 derajat. Jangan terlalu membentuk sudut 90 derajat atau bahkan lurus karena ini menandakan posisi duduk yang tidak ergonomis. Maju atau mundurkan kursi untuk mendapatkan sudut yang pas dan nyaman.
2. Jangan menggantung tapak kaki atau menempelkannya di pedal jika sedang tidak menekan pedal. Saat berhenti di lampu merah (tidak menginjak pedal rem, gas atau kopling) letakkan saja tapak kaki di lantai kabin agar otot-otot kaki bisa rileks.
3. Pastikan punggung selalu tersandar pada kursi. Ini sangat meringankan beban tulang punggung dalam menyangga tubuh. Posisi tubuh yang terlalu ke depan, tidak hanya membuat kita cepat pegal tetapi tidak baik bagi kesehatan tulang. Selain itu, pada kendaraan yang safety belt-nya tidak otomatis menarik tubuh posisi seperti itu akan lebih berbahaya jika terjadi benturan.